First topic message reminder :Begin...
Semilir angin berhembus masuk ke dalam ruangan yg hanya diterangi cahaya lampu baca. Api kecil perapian berdesis-desis. Seorang lelaki tua tampak duduk membelakangi meja tulisnya. Sibuk mencoret-coret lembaran kertas dalam sebuah notebook kecil. Ia menghela nafas berat. Seakan-akan ada musibah besar akan menimpa dirinya.
Tiba-tiba..sebuah tangan terjulur dan membekap mulut sang lelaki. Ia melawan. Benda metal runcing berkilat-kilat yg akan menghujam jantungnya agak meleset. Matanya melotot. Notebook yg tadi dipegangnya jatuh pasrah di dekat kakinya.
”K-kau..” katanya.
”Selamat tinggal, Matt.”
Sang pemilik tangan mengayunkan kakinya dan menendang kaki korbannya lalu berbalik ke arah pintu. Pria tua itu pun terjatuh dan meraih notebook dengan sisa kekuatannya yg terakhir.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
”KYAAAAAAA!! KAKEK!” teriakku histeris saat melihat tubuh kakek terbujur kaku di dekat meja kerjanya. Dan dengan sebilah pisau menancap di dadanya.
Setengah menit kemudian, seluruh isi rumah berdatangan. Lyric, Kak Stormy, Bibi Val, semua deh!
”Ada ap—ASTAGA! KAKEK!” kak Stormy yg pertama sampai terbelalak kaget. Dia segera menghampiriku dan menarikku menjauh.
Keadaan berubah jadi panik. Kak Luna dengan sigap meraih handphonenya dan menghubungi rumah sakit, bicara sekedarnya lalu menghubungi polisi. Cuma satu kata yg terpikir di kepalaku.
Pembunuhan..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu jam kemudian, rumah sudah dipenuhi dengan polisi, tim medis dan pita kuning yg bertuliskan ”POLICE LINE-DO NOT CROSS”. Polisi berlalu lalang keluar masuk kamar kakek. Setelah itu, beberapa dari mereka menghampiri kami di ruang keluarga, meminta kesediaan kami semua untuk diwawancara. Kebetulan yg mewawancara adalah sahabatku—Phoenix—yg sekarang menjadi detektif.
Setelah semua selesai diwawancarai, aku pergi ke taman belakang bersama Nix—panggilanku buat Phoenix. Setelah Nix mengucapkan duka citanya, kami berbincang sebentar.
”Mereka semua saudaramu, Par?”
”Hng..bukan. Tidak semua. Bibi Val dan Paman Bruno adalah kawan lama dari keluarga ini. Sudah seperti saudara sih. Kalo Kak Luna, dia pacar Kak Stormy. Calon istri!” jawabku.
“Ohh..” gumam Nix. “Nyonya Oculto dan Tuan Fántasma itu tinggal disini ya?”
“Nggak juga. Mereka diundang kakek kemari. Katanya, kakek mau memberikan sesuatu ke mereka. Nggak tau apa.”
“Warisan?”
“Bisa jadi,” jawabku sambil mengangkat bahu.
Setelah itu, Nix menunjukkan apa yg telah dia temukan sejauh ini. Ada 4 tersangka sejauh ini.
“Mereka daftar orang yang tidak punya alibi malam itu,” katanya. “Dan ada petunjuk-petunjuk dari notebook korban.”
Mataku menyusuri lembaran kertas yg di berikan Nix.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Valentía Oculto (48) : wanita berkebangsaan Spanyol yg pendiam ini sering terlibat konflik-konflik dengan korban. Pernah dekat dengan korban.
“Aku terakhir bertemu beliau saat makan malam. Wajahnya memang terlihat khawatir. Tapi aku tidak tahu dia sedang mengkhawatirkan apa. Mungkin itulah yg disebut dengan firasat. Setelah makan malam aku minum teh di ruang tengah bersama Lyric dan Paralia. Dan setelah minum teh aku kembali ke kamarku. Aku tertidur pulas malam itu dan terbangun pagi harinya saat mendengar teriakan Paralia.”
Luna Amour (23): calon cucu menantu korban. Hubungannya dengan korban tidak begitu baik karena korban kurang menyetujui hubungan Luna dengan Stormy.
“Sekitar satu jam setelah makan malam, aku dimintanya mengantarkan secangkir kopi ke kamarnya. Aku turuti saja karena kupikir ini salah satu kesempatanku untuk memperoleh restunya. Hubungan kami lumayan membaik akhir-akhir ini. Lalu aku masuk ke kamar Paralia. Para, Lyric dan Stormy sedang asyik main monopoli. Tadinya aku ingin bergabung, tapi aku mengantuk sekali. Akhirnya aku kembali ke kamarku dan tidur.”
Bruno Fántasma (57): kawan lama korban sewaktu di Yunani. Ramah tetapi gampang naik darah. Suka sekali berpetualang.
“Tadi sore aku menemaninya minum kopi di taman belakang. Kami membicarakan tentang banyak hal. Salah satunya, kami bertukar pendapat tentang para penghuni lain rumah ini. Dia memang tidak peka. Terlihat dari ekspresinya saat aku memberikan fakta-fakta yg ternyata belum diketahuinya tentang beberapa penghuni rumah ini. Padahal harusnya dia sudah mengetahuinya tanpa aku beri tahu. Sehabis makan malam aku langsung tidur. Kepalaku pusing sekali. Paginya aku terbangun karena aku mendengar ribut-ribut di ruang kerja Matthew.”
Dave Johnson (50): kepala pelayan. Sudah lebih dari 15 tahun dia bekerja pada korban. Walaupun korban sering memarahinya, dia tampak sabar.
“Sore itu saya mengantarkan kopi untuk Tuan Matthew dan Tuan Bruno. Mereka sedang berbincang tentang para penghuni di rumah ini. Beliau menawari rokok. Ternyata, Tuan Matthew tidak mengetahui bahwa saya sudah berhenti merokok. Beliau memang kurang peka. Setelah itu saya kembali ke dapur dan menyiapkan makan malam. Dan segera setelah makan malam selesai saya membereskan semuanya lalu pergi tidur.“
-catatan di notebook korban-
”Ternyata firasatku benar. Cepat atau lambat, dia pasti akan ’datang’ kembali padaku.”
Di halaman berikutnya terdapat bercak-bercak darah. Tulisannya juga agak kasar. Kemungkinan korban menulisnya dalam keadaan sekarat. Sebuah bolpoin juga tergeletak di dekat tubuh korban.
“Inilah saatnya...”
GNMVVP PZVRIY KFMMZZ FVHTWM TQMZRZ ONFTZZ NZZMSG
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selesai membaca aku merenung beberapa saat. Tiba-tiba, jantungku berdebar dengan amat kencang. Aku merenggut sebuah bolpoin dari saku baju Nix. Ia tertegun.
”Nix,” panggilku. Bisa aku rasakan, tanganku dingin dan suaraku gemetaran.
”Jangan-jangan kau...”
Aku mengangguk lalu menyeret Nix ke dalam rumah. Kasus ini sudah terpecahkan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
O EM JIIHHH~ AKHIRNYA SELESE JUGA CASEKUUUUU!!!
Panjang yak
OKI DOKI!! Sekarang giliran kalian yg solve ini case!
Apa maksud kode dan siapa pembunuhnya? Buktinya? (selain yg tercantum di kode)
Pointnya 1 utuh
Jawaban yg hanya mendekati tidak akan dianggap benar
monggo dijawab~