Dilahirkan dengan nama Remy Jacobson pada tanggal 2 Januari 1670. Ayahnya, Ronald Jacobson, adalah seorang tukang batu. Ibunya, Emile Jacobson, adalah seorang penenun. Semasa kecil Remy sering membantu pekerjaan ayahnya sebagai tukang batu. Remy adalah orang yang ramah, sehingga teman-teman ayahnya menyukainya. Remy sering berkumpul dengan para tukang batu di tempat kerja ayahnya.
Pekerjaan berat tersebut membuat Remy menjadi pemuda yang perkasa. Suatu hari seorang pelaut bernama Henry Marlov datang ke kotanya. Beliau terkesima melihat kegagahan dan keramahan Remy. Henry Marlov mengajaknya bergabung dalam kru kapalnya dalam perjalanan mencari harta karun. Remy pun menerima tawaran itu. Dimulailah perjalanannya sebagai pelaut pada tahun 1685.

Selama perjalanan di laut, Remy mempelajari banyak hal tentang kelautan dan navigasi. Tidak hanya kuat, ternyata Remy juga pintar. Dalam 1 tahun dia telah menguasai teknik navigasi sehingga dia diangkat menjadi navigator kapal.

Pada tahun 1693, kapal Henry Marlov mengalami kecelakaan. Kapal tenggelam dan sebagian besar awak kapal tewas, termasuk Henry Marlov. Untungnya Remi dan 5 awak kapal berhasil selamat dan berdiam di pulau dekat lokasi kejadian. Hampir 3 tahun mereka mendiami pulau tersebut sampai akhirnya Remy memutuskan untuk kembali berlayar. Bersama 5 awak kapal yang selamat, Remy membangun kapal dengan bahan yang ada di pulau tersebut. Pada tanggal 7 Mei 1696 Remy dan kru memulai kembali perjalanan Henry Marlov yang tertunda.

Pada tanggal 2 Desember 1696, Remy mendarat di sebuah perkampungan yang ditinggali oleh tukang batu. Ternyata mereka adalah buruh paksa pemerintahan di sana. Karena tidak tega melihat para tukang batu dipaksa dan disiksa, Remy melakukan aksi pembebasan. Bersama kru kapal dan didukung oleh para tukang batu, Remy berhasil menggulingkan pemerintahan dan memerdekakan para buruh paksa. Sebagai rasa terima kasih, para tukang batu memberikan kapal hasil rampasan dari pemerintah. Kapal tersebut jauh lebih besar dari miliknya, sehingga Remy berpikir untuk menambah awak kapal. Remy kemudian mengajak beberapa tukang batu untuk menjadi awak kapalnya. 15 orang bergabung dengannya.

Pada tanggal 1 April 1700, kapal Remy mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di malam hari. Sebagian besar awak kapal selamat, namun kapal rusak parah. Sebagai tanda peringatan, Remy membangun menara cahaya di pulau tersebut.

Tanggal 22 Maret 1705, Remy berhasil menemukan harta karun yang selama ini dicari Henry Marlov. Dengan demikian cita-cita Henry Marlov tercapai. Namun Remy kehilangan kedua matanya dalam usaha mendapatkan harta karun tersebut. Remy pun memutuskan untuk mengakhiri pelayarannya dan berdiam di sebuah pulau tak berpenghuni. Bersama awak kapalnya, Remy mendirikan kota kecil. Dipimpin oleh Andreas Tunic, proyek pembangunan kota ini berjalan. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 1707, kota Silvostra diresmikan. Tak lama kemudian Remy meninggal pada tanggal 23 September 1707 akibat serangan jantung.

Konon, kota tersebut menyimpan misteri. Misteri yang dimiliki oleh Lord Silvostra Remy.

Dilahirkan dengan nama Remy Jacobson pada tanggal 2 Januari 1670. Ayahnya, Ronald Jacobson, adalah seorang tukang batu. Ibunya, Emile Jacobson, adalah seorang penenun. Semasa kecil Remy sering membantu pekerjaan ayahnya sebagai tukang batu. Remy adalah orang yang ramah, sehingga teman-teman ayahnya menyukainya. Remy sering berkumpul dengan para tukang batu di tempat kerja ayahnya.
Pekerjaan berat tersebut membuat Remy menjadi pemuda yang perkasa. Suatu hari seorang pelaut bernama Henry Marlov datang ke kotanya. Beliau terkesima melihat kegagahan dan keramahan Remy. Henry Marlov mengajaknya bergabung dalam kru kapalnya dalam perjalanan mencari harta karun. Remy pun menerima tawaran itu. Dimulailah perjalanannya sebagai pelaut pada tahun 1685.

Selama perjalanan di laut, Remy mempelajari banyak hal tentang kelautan dan navigasi. Tidak hanya kuat, ternyata Remy juga pintar. Dalam 1 tahun dia telah menguasai teknik navigasi sehingga dia diangkat menjadi navigator kapal.

Pada tahun 1693, kapal Henry Marlov mengalami kecelakaan. Kapal tenggelam dan sebagian besar awak kapal tewas, termasuk Henry Marlov. Untungnya Remi dan 5 awak kapal berhasil selamat dan berdiam di pulau dekat lokasi kejadian. Hampir 3 tahun mereka mendiami pulau tersebut sampai akhirnya Remy memutuskan untuk kembali berlayar. Bersama 5 awak kapal yang selamat, Remy membangun kapal dengan bahan yang ada di pulau tersebut. Pada tanggal 7 Mei 1696 Remy dan kru memulai kembali perjalanan Henry Marlov yang tertunda.

Pada tanggal 2 Desember 1696, Remy mendarat di sebuah perkampungan yang ditinggali oleh tukang batu. Ternyata mereka adalah buruh paksa pemerintahan di sana. Karena tidak tega melihat para tukang batu dipaksa dan disiksa, Remy melakukan aksi pembebasan. Bersama kru kapal dan didukung oleh para tukang batu, Remy berhasil menggulingkan pemerintahan dan memerdekakan para buruh paksa. Sebagai rasa terima kasih, para tukang batu memberikan kapal hasil rampasan dari pemerintah. Kapal tersebut jauh lebih besar dari miliknya, sehingga Remy berpikir untuk menambah awak kapal. Remy kemudian mengajak beberapa tukang batu untuk menjadi awak kapalnya. 15 orang bergabung dengannya.

Pada tanggal 1 April 1700, kapal Remy mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di malam hari. Sebagian besar awak kapal selamat, namun kapal rusak parah. Sebagai tanda peringatan, Remy membangun menara cahaya di pulau tersebut.

Tanggal 22 Maret 1705, Remy berhasil menemukan harta karun yang selama ini dicari Henry Marlov. Dengan demikian cita-cita Henry Marlov tercapai. Namun Remy kehilangan kedua matanya dalam usaha mendapatkan harta karun tersebut. Remy pun memutuskan untuk mengakhiri pelayarannya dan berdiam di sebuah pulau tak berpenghuni. Bersama awak kapalnya, Remy mendirikan kota kecil. Dipimpin oleh Andreas Tunic, proyek pembangunan kota ini berjalan. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 1707, kota Silvostra diresmikan. Tak lama kemudian Remy meninggal pada tanggal 23 September 1707 akibat serangan jantung.

Konon, kota tersebut menyimpan misteri. Misteri yang dimiliki oleh Lord Silvostra Remy.